Agustus.
Apa bedanya jus jambu dengan jus mangga?
Ya beda dong. Satu dari jambu, yang satu dari mangga.
Ih, kalau itu sih saya tahu.
Terruss?
Apa bedanya makan jus jambu dengan makan jus mangga untuk buka puasa?
Ya beda. Jus itu diminum bukan dimakan.
Oiyaaaaa…
Maksudnya apa sih? Ya, terserah yang mau minum dong. Dia maunya yang mana.
Persis! Itu juga yang mestinya ada di kepalamu waktu kamu mau memilih satu pendekatan.
Maksudnyaaaaa???
(dia tidak menjawab malah memberikan ponselnya. Di layar ponselnya tertulis sebuah sms. “Pendekatan-pendekatan yang berbeda itu bukan untuk diperbandingkan untuk melihat mana yang lebih benar dan mana yang salah. Ya namanya juga pendekatan. Kalau dibandingkan ya sama saja seperti membandingkan sate ayam dan pizza dong..”)
Ngerti kan kamu sekarang?
(dia tidak menjawab. Bibirnya mengerucut.)
Yeee… Ngambek itu pilihan respon anak 4 tahun.
Aku gak ngambek. Aku lagi mikir.
Tapi mukamu…
Ya terserah mukaku maunya gimana, kalo lagi ngam.. eh, mikir.
September.
Aku tahu bedanya minum jus jambu dengan minum jus mangga untuk buka puasa
Masih juga nyari bedanya?
Lho, memangnya kenapa?
Kenapa sih gak coba cari kesamaan daripada cari-cari perbedaan?
Apanya yang sama?
Ya dua-duanya bisa enak untuk buka puasa.
Tapi kan cuma perlu satu
Biar cuma perlu satu, tapi kan gak mesti kehilangan yang satunya lagi
Waaaaaakkk ….. gak ngerti ☹
Konsentrasi sayang… dengar baik-baik
(dia tidak menjawab. Kepalanya manggut-manggut. Tak sabar)
Kalau memang dua-duanya bisa dipakai untuk buka puasa, dan memang sesuai dengan kondisimu, ya dua-duanya saja dipakai.
Tapi kan cuma butuh satu…
Kan bisa digabung. Dicampur. Di-mix. Dicari cara biar bisa dijadikan satu. Jadi daripada bingung milih minum jus jambu dan jus mangga, kamu punya jus baru: Jus jammang
Memang enak?
Ya makanya mencampurnya yang benar. Tidak boleh ada yang menonjol. Dicari HARMONI nya, supaya yang ada satu ramuan baru. Jus baru. Sama kayak pendekatanmu kalau lagi kasih fasilitasi. Tidak ada yang beda kalau dicari titik temunya. Kuncinya ya kayak kita begini, ngobrol. Dialog. Jadi kamu bisa dapat pendekatan baru bukan sekedar menggabungkan dua pendekatan.
Tadi katanya jus baru…
Mau jus, mau pendekatan… yang penting DIALOG
Tapi jus-nya..
Ya jus harlog
????
(Terima kasih untuk teman-teman widyaiswara Depdagri dan LGSP di pelatihan ‘Fasilitasi Efektif’ Jakarta 16-18 September yang sudah mengajarkan dua kata kunci itu.)
– Friend to friend, let’s have dialogue …
Like mama Gump told Forrest; sometimes we do things, well, don’t make sense at all.
(ibe, juice lover!)